iklan 336x280
iklan link responsive
iklan 336x280
iklan link responsive
Baca Juga
Hujan lebat di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Kamis (27/4) membuat warga semakin khawatir. Sebab, ada 28 sumur yang terancam ambles. Pertimbangannya dari ciri-ciri air sumur yang kini mulai keruh.
Camat Puncu Hadi Subagya menjelaskan, sumur-sumur yang menandakan akan ambles itu tersebar di Dusun Nanas, Jambean, dan Manggis. Perinciannya, 7 sumur di Dusun Nanas, 17 sumur di Dusun Jambean, dan 4 sumur di Dusun Manggis. "Baru-baru ini, satu sumur di Dusun Manggis ambles. Total ada empat dusun di antara lima dusun," jelasnya.
Karena tingginya intensitas air hujan di Desa Manggis, Hadi bersama tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) langsung meninjau lokasi. "Ini tidak ada kaitannya dengan masalah geologi," ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Kediri.
Untuk mengetahui penyebab amblesnya sumur, Hadi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih menunggu kajian dari tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang akan datang dalam waktu dekat. Namun, sesuai dengan pesan BMKG yang disampaikan Hadi, warga diimbau tetap waspada jika terjadi hujan lebat. "Saat hujan deras, warga tidak boleh beraktivitas di dekat sumur. Berbahaya," terangnya.
Kejadian di Desa Manggis, lanjut Hadi, adalah fenomena alam yang masih misterius. Di daerah lain, peristiwa serupa pernah terjadi di Kabupaten Gunung Kidul, Jogjakarta, tapi hanya satu sumur.
Berbeda dengan Desa Manggis yang jumlahnya mencapai puluhan titik. Sampai sekarang, belum diketahui penyebab tanah ambles di Kabupaten Gunung Kidul.
Pelaksana tugas BPMPD Randy Agatha Sakaira meminta warga tidak panik atas kejadian tersebut. Pihaknya akan membantu warga yang kekurangan air bersih. "Akan dikirim lima tandon untuk keperluan air bersih di lokasi," jelasnya.
Pembagian air bersih itu nanti menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Dia menyebutkan kemarin (28/3) sudah mengirim empat tangki ke lokasi kejadian.
Bukan hanya bantuan air bersih, tetapi juga antisipasi kesehatan warga yang terdampak sumur ambles. "Sebagian masih ada yang memanfaatkan air sumur yang ambles. Air itu juga dicek kelayakannya untuk dikonsumsi," terangnya.
Semakin meluasnya sumur yang ambles tersebut tentu membuat warga ketir-ketir. Selain takut, sumur ambles itu bisa mengakibatkan krisis air bersih. Misalnya yang disampaikan Ponaji, 35, warga Dusun Nanas.
Dia menyebutkan, sumurnya saat ini belum ambles. Namun, kondisi air sudah menyerupai sumur-sumur yang lebih dulu ambles. Air sumur berbusa dan keruh cokelat pekat. "Kalau tidak ditimbun bisa membahayakan kami," ucapnya. Kondisi sumur pun tampak keropos seperti tinggal menunggu ambles saja.
Dari data yang dihimpun wartawan koran ini, jumlah sumur yang ambles selalu berubah. Sampai kemarin siang, ada 8 sumur yang ambles di Dusun Nanas, 2 sumur di Dusun Dorok, dan 1 sumur di Dusun Manggis. Jika dijumlah dengan data sebelumnya, Dusun Nanas 15 sumur, Dusun Jambean 8 sumur, dan Dusun Dorok 50 sumur. Jumlahnya mencapai 84 sumur.
"Di Dusun Dorok, kejadiannya 3 bulan lalu. Sudah banyak yang ditimbun," kata Hadi. (JawaPos)
Camat Puncu Hadi Subagya menjelaskan, sumur-sumur yang menandakan akan ambles itu tersebar di Dusun Nanas, Jambean, dan Manggis. Perinciannya, 7 sumur di Dusun Nanas, 17 sumur di Dusun Jambean, dan 4 sumur di Dusun Manggis. "Baru-baru ini, satu sumur di Dusun Manggis ambles. Total ada empat dusun di antara lima dusun," jelasnya.
Karena tingginya intensitas air hujan di Desa Manggis, Hadi bersama tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) langsung meninjau lokasi. "Ini tidak ada kaitannya dengan masalah geologi," ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Kediri.
Untuk mengetahui penyebab amblesnya sumur, Hadi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih menunggu kajian dari tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang akan datang dalam waktu dekat. Namun, sesuai dengan pesan BMKG yang disampaikan Hadi, warga diimbau tetap waspada jika terjadi hujan lebat. "Saat hujan deras, warga tidak boleh beraktivitas di dekat sumur. Berbahaya," terangnya.
Kejadian di Desa Manggis, lanjut Hadi, adalah fenomena alam yang masih misterius. Di daerah lain, peristiwa serupa pernah terjadi di Kabupaten Gunung Kidul, Jogjakarta, tapi hanya satu sumur.
Berbeda dengan Desa Manggis yang jumlahnya mencapai puluhan titik. Sampai sekarang, belum diketahui penyebab tanah ambles di Kabupaten Gunung Kidul.
Pelaksana tugas BPMPD Randy Agatha Sakaira meminta warga tidak panik atas kejadian tersebut. Pihaknya akan membantu warga yang kekurangan air bersih. "Akan dikirim lima tandon untuk keperluan air bersih di lokasi," jelasnya.
Pembagian air bersih itu nanti menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Dia menyebutkan kemarin (28/3) sudah mengirim empat tangki ke lokasi kejadian.
Bukan hanya bantuan air bersih, tetapi juga antisipasi kesehatan warga yang terdampak sumur ambles. "Sebagian masih ada yang memanfaatkan air sumur yang ambles. Air itu juga dicek kelayakannya untuk dikonsumsi," terangnya.
Semakin meluasnya sumur yang ambles tersebut tentu membuat warga ketir-ketir. Selain takut, sumur ambles itu bisa mengakibatkan krisis air bersih. Misalnya yang disampaikan Ponaji, 35, warga Dusun Nanas.
Dia menyebutkan, sumurnya saat ini belum ambles. Namun, kondisi air sudah menyerupai sumur-sumur yang lebih dulu ambles. Air sumur berbusa dan keruh cokelat pekat. "Kalau tidak ditimbun bisa membahayakan kami," ucapnya. Kondisi sumur pun tampak keropos seperti tinggal menunggu ambles saja.
Dari data yang dihimpun wartawan koran ini, jumlah sumur yang ambles selalu berubah. Sampai kemarin siang, ada 8 sumur yang ambles di Dusun Nanas, 2 sumur di Dusun Dorok, dan 1 sumur di Dusun Manggis. Jika dijumlah dengan data sebelumnya, Dusun Nanas 15 sumur, Dusun Jambean 8 sumur, dan Dusun Dorok 50 sumur. Jumlahnya mencapai 84 sumur.
"Di Dusun Dorok, kejadiannya 3 bulan lalu. Sudah banyak yang ditimbun," kata Hadi. (JawaPos)
Heboh!! Fenomena Alam Misterius di Jawa Timur
4/
5
Oleh
admin